You are currently viewing Mengapa Bounce Rate Penting dalam SEO dan Konversi Website?
bounce rate

Mengapa Bounce Rate Penting dalam SEO dan Konversi Website?

Mengapa Bounce Rate Penting dalam SEO dan Konversi Website?

Bounce rate atau rasio pentalan adalah salah satu metrik penting dalam analisis web yang menunjukkan persentase pengunjung yang meninggalkan situs setelah hanya melihat satu halaman, tanpa melanjutkan ke halaman lain. Tingginya bounce rate bisa menjadi tanda bahwa pengalaman pengguna di situs Anda perlu diperbaiki, entah itu dari segi konten, desain, atau kecepatan halaman. Sebaliknya, rasio pentalan yang rendah menunjukkan bahwa pengunjung merasa tertarik dan terdorong untuk menjelajahi lebih jauh.

Memahami bounce rate tidak hanya membantu mengukur keterlibatan pengunjung, tetapi juga memberikan wawasan tentang seberapa relevan dan menarik konten Anda. Admin TechThink Hub Indonesia akan membahas faktor yang memengaruhinya, serta strategi untuk mengelola dan menurunkan angka ini guna meningkatkan efektivitas situs Anda.

Jenis Bounce Rate

bounce rate
bounce rate

Bounce rate mengukur seberapa banyak pengunjung yang meninggalkan situs web setelah melihat hanya satu halaman tanpa melakukan interaksi lebih lanjut. Di dunia analitik digital, ada beberapa jenis rasio pentalan yang dapat membantu pemilik situs web untuk menganalisis dan memahami perilaku pengunjung secara lebih mendalam. Berikut adalah jenis-jenisnya yang sering digunakan untuk analisis situs web:

1. Bounce Rate Umum (Overall Bounce Rate)

Pengertian: Bounce rate umum mengukur persentase pengunjung yang meninggalkan situs setelah mengunjungi hanya satu halaman. Tanpa melakukan interaksi lebih lanjut di situs tersebut. Ini adalah jenis rasio pentalan yang paling dasar dan umum digunakan dalam analitik web.

Contoh: Jika 100 orang mengunjungi situs web Anda, dan 40 orang di antaranya meninggalkan situs setelah melihat satu halaman, maka bounce rate umum adalah 40%.

Pentingnya:

  • Memberikan gambaran umum tentang efektivitas situs dalam menarik pengunjung.
  • Dapat menunjukkan apakah pengunjung merasa situs tersebut relevan dengan kebutuhan mereka atau tidak.

2. Bounce Rate Halaman Tertentu (Page-Level Bounce Rate)

Pengertian: Jenis ini mengukur persentase pengunjung yang meninggalkan halaman tertentu tanpa melanjutkan ke halaman lain di situs tersebut. Bounce rate ini dihitung untuk setiap halaman, bukan untuk situs secara keseluruhan.

Contoh: Jika 50 orang mengunjungi halaman tertentu di situs Anda, dan 20 orang meninggalkan halaman tersebut tanpa mengunjungi halaman lain, maka rasio pentalan untuk halaman tersebut adalah 40%.

Pentingnya:

  • Memungkinkan analisis lebih mendalam terhadap kinerja halaman tertentu.
  • Dapat membantu untuk mengidentifikasi halaman yang memiliki konten kurang relevan atau kurang menarik bagi pengunjung.
  • Memberikan wawasan tentang halaman mana yang perlu perbaikan dalam hal konten, desain, atau navigasi.

3. Bounce Rate Berdasarkan Sumber Lalu Lintas (Traffic Source Bounce Rate)

Pengertian: Jenis ini mengukur seberapa besar tingkat pengunjung yang meninggalkan situs berdasarkan sumber lalu lintas mereka. Sumber lalu lintas bisa berupa pencarian organik (Google), iklan berbayar, media sosial, email marketing, atau rujukan dari situs lain.

Contoh: Jika pengunjung datang dari iklan berbayar, dan 30% dari mereka meninggalkan situs setelah satu halaman, itu adalah bounce rate untuk sumber iklan berbayar. Jika pengunjung datang dari media sosial dan 10% dari mereka meninggalkan situs, itu adalah rasio pentalan untuk sumber media sosial.

Pentingnya:

  • Memberikan wawasan mengenai sumber lalu lintas mana yang lebih efektif dan mana yang perlu disesuaikan.
  • Jika iklan berbayar menghasilkan rasio pentalan yang sangat tinggi. Hal itu bisa menunjukkan bahwa iklan tidak relevan atau halaman landing tidak sesuai dengan ekspektasi pengunjung.
  • Membantu dalam optimasi strategi pemasaran dan pengiklanan.

4. Bounce Rate Berdasarkan Perangkat (Device-Based Bounce Rate)

Pengertian: Bounce rate berdasarkan perangkat mengukur tingkat pengunjung yang meninggalkan situs berdasarkan perangkat yang mereka gunakan, apakah itu desktop, ponsel pintar, atau tablet.

Baca Juga:  Cara Membuat Chatbot WhatsApp untuk Meningkatkan Bisnis Anda

Contoh: Jika 200 orang mengakses situs melalui desktop, dan 50 di antaranya meninggalkan situs setelah satu halaman. Sementara 100 orang mengakses situs melalui ponsel dan 60 meninggalkan situs, maka rasio pentalan per perangkat bisa berbeda-beda.

Pentingnya:

  • Memberikan informasi apakah situs web dioptimalkan dengan baik untuk perangkat tertentu.
  • Jika rasio pentalan tinggi di perangkat mobile, itu bisa menunjukkan bahwa situs tidak responsif atau tampilan di perangkat mobile tidak optimal.

5. Bounce Rate Berdasarkan Durasi Kunjungan (Time-Based Bounce Rate)

Pengertian: Jenis ini mengukur persentase pengunjung yang meninggalkan situs setelah menghabiskan waktu yang sangat singkat di situs, misalnya kurang dari beberapa detik. Biasanya, ini dikaitkan dengan pengunjung yang datang tanpa benar-benar melihat atau berinteraksi dengan konten.

Contoh: Jika 50 pengunjung datang ke halaman, tetapi hanya 5 yang tinggal lebih dari beberapa detik, maka bounce rate berdasarkan durasi untuk halaman tersebut akan menunjukkan persentase pengunjung yang “sekadar mampir” dan langsung pergi.

Pentingnya:

  • Membantu mengidentifikasi apakah pengunjung langsung merasa tidak relevan dengan konten atau jika halaman memerlukan optimasi lebih lanjut dalam menarik perhatian pengunjung.
  • Jika banyak pengunjung yang hanya tinggal beberapa detik, bisa jadi ada masalah dengan daya tarik visual atau kualitas konten.

6. Bounce Rate Berdasarkan Pengguna Baru vs Pengguna Kembali (New vs Returning Visitors)

Pengertian: Jenis ini membedakan antara pengunjung yang pertama kali datang ke situs (pengguna baru) dan pengunjung yang sudah pernah datang sebelumnya (pengguna kembali). Ini memberikan wawasan lebih mendalam mengenai tingkat keterlibatan kedua kelompok pengunjung tersebut.

Contoh: Pengunjung baru yang datang dari pencarian organik mungkin lebih cenderung untuk meninggalkan situs tanpa menjelajah lebih lanjut dibandingkan dengan pengunjung yang sudah lebih familiar dengan situs tersebut.

Pentingnya:

  • Memberikan informasi lebih rinci tentang keterlibatan pengguna baru versus pengguna kembali.
  • Jika pengunjung baru memiliki bounce rate yang lebih tinggi, mungkin ada masalah dengan pengenalan situs atau kurangnya daya tarik pada halaman pertama.

7. Bounce Rate Berdasarkan Landing Page (Landing Page Bounce Rate)

Pengertian: Jenis ini mengukur persentase pengunjung yang meninggalkan situs setelah mengunjungi halaman pertama mereka, yang biasanya adalah halaman yang mereka temui pertama kali setelah mengklik tautan atau iklan.

Contoh: Jika 200 orang mengunjungi halaman landing dari iklan atau email marketing, dan 80 di antaranya meninggalkan halaman tanpa menjelajahi situs lebih lanjut, maka bounce rate landing page adalah 40%.

Pentingnya:

  • Memberikan wawasan apakah halaman pertama yang dikunjungi menarik atau relevan dengan harapan pengunjung.
  • Dapat membantu dalam mengevaluasi desain dan konten halaman pertama yang digunakan dalam kampanye iklan atau promosi.

Baca juga: Bingung Cari Jasa Artikel SEO? Kami Hadir dengan Layanan Terbaik!

Faktor yang Mempengaruhi Bounce Rate

bounce rate
bounce rate

Bounce rate adalah salah satu metrik penting dalam analitik web yang mengukur persentase pengunjung yang meninggalkan situs setelah melihat hanya satu halaman tanpa berinteraksi lebih lanjut. Semakin tinggi rasio pentalan, semakin besar kemungkinan bahwa situs tidak cukup menarik atau relevan bagi pengunjungnya. Namun, ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi rasio pentalan di situs web Anda. Berikut adalah faktor-faktor utama yang dapat memengaruhinya:

1. Kualitas Konten

Konten yang relevan dan menarik memainkan peran besar dalam mengurangi bounce rate. Jika pengunjung menemukan informasi yang mereka cari, mereka lebih cenderung untuk menjelajahi halaman-halaman lain di situs. Sebaliknya, jika konten tidak sesuai dengan harapan mereka, mereka akan meninggalkan situs tersebut.

Contoh: Jika pengunjung mencari tutorial tentang “cara memperbaiki mobil”, tetapi mereka hanya menemukan artikel umum yang tidak memberikan solusi praktis, mereka kemungkinan besar akan meninggalkan halaman tersebut.

2. Kecepatan Halaman (Page Load Speed)

Kecepatan halaman adalah faktor krusial dalam pengalaman pengguna. Pengunjung yang harus menunggu lebih dari beberapa detik untuk halaman dimuat mungkin akan meninggalkan situs sebelum mereka melihat kontennya. Kecepatan halaman yang lambat dapat menyebabkan bounce rate yang tinggi, terutama pada perangkat mobile.

Contoh: Jika situs web membutuhkan waktu lebih dari 3 detik untuk dimuat, kemungkinan pengunjung akan pergi dan memilih situs lain yang lebih cepat.

3. Desain dan Pengalaman Pengguna (UX/UI)

Desain situs yang menarik dan mudah digunakan dapat membuat pengunjung betah berlama-lama di halaman dan mengeksplorasi lebih lanjut. Sebaliknya, desain yang buruk, navigasi yang membingungkan, atau elemen yang mengganggu dapat meningkatkan rasio pentalan.

Contoh: Situs web yang memiliki desain responsif dan navigasi yang jelas, membuat pengunjung lebih cenderung menjelajahi halaman lebih lanjut. Sebaliknya, situs yang memiliki desain yang berantakan atau terlalu banyak iklan mengganggu akan meningkatkan bounce rate.

4. Tautan Eksternal dan Referensi yang Tidak Relevan

Jika pengunjung datang ke situs Anda melalui sumber eksternal seperti iklan berbayar, media sosial, atau tautan referal yang tidak relevan, mereka mungkin merasa bahwa situs Anda tidak sesuai dengan ekspektasi mereka, yang menyebabkan mereka segera meninggalkan situs.

Contoh: Jika iklan atau halaman referensi tidak menggambarkan dengan jelas apa yang akan ditemukan pengunjung di situs Anda, mereka akan cepat pergi begitu mereka sampai di halaman.

Baca Juga:  Apa Itu Backlink? Cara Kerja, Jenis, dan Strategi Tingkatkan SEO

5. Kesesuaian Halaman dengan Pencarian Pengguna

Jika pengunjung datang ke situs Anda dengan harapan tertentu tetapi halaman yang mereka temui tidak sesuai dengan apa yang mereka cari, mereka akan segera pergi. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa halaman di situs Anda memiliki judul, deskripsi meta, dan konten yang sesuai dengan pencarian pengunjung.

Contoh: Pengunjung yang mencari informasi tentang “harga mobil listrik” tetapi tiba di halaman yang tidak menyebutkan harga atau memberikan informasi yang relevan akan langsung meninggalkan halaman tersebut.

6. Penggunaan Pop-Up dan Iklan Mengganggu

Pop-up atau iklan yang muncul secara tiba-tiba dan mengganggu pengalaman pengguna dapat mempengaruhi bounce rate secara signifikan. Pengunjung mungkin merasa terganggu dan memilih untuk meninggalkan halaman begitu mereka muncul.

Contoh: Iklan pop-up yang menghalangi konten atau meminta pengunjung untuk mendaftar sebelum mengakses informasi dapat menyebabkan pengunjung segera meninggalkan halaman.

7. Keterkaitan dan Navigasi Halaman

Jika halaman di situs Anda tidak saling terhubung dengan baik atau pengunjung tidak bisa dengan mudah menemukan halaman lain yang relevan. Mereka cenderung hanya melihat satu halaman saja dan kemudian pergi. Keterkaitan antar halaman yang baik dan navigasi yang mudah dapat mengurangi bounce rate.

Contoh: Menyediakan tautan internal yang relevan dan mudah ditemukan pada halaman utama dapat membantu pengunjung untuk mengeksplorasi lebih banyak konten.

8. Optimasi untuk Perangkat Mobile

Dengan semakin banyaknya pengguna internet yang mengakses situs melalui perangkat mobile, penting untuk memastikan bahwa situs Anda dioptimalkan dengan baik untuk tampilan mobile. Jika situs tidak responsif atau sulit digunakan di perangkat mobile, pengunjung akan meninggalkan halaman lebih cepat, yang menyebabkan bounce rate tinggi.

Contoh: Situs web yang memiliki teks kecil, gambar yang tidak terformat dengan baik, atau tombol yang sulit diklik di perangkat mobile akan membuat pengunjung frustasi dan meningkatkan rasio pentalan.

9. Tingkat Relevansi Iklan

Jika pengunjung datang ke situs Anda melalui iklan berbayar, relevansi iklan tersebut dengan halaman tujuan sangat penting. Iklan yang tidak relevan dengan halaman landing dapat menyebabkan pengunjung langsung meninggalkan halaman tersebut.

Contoh: Jika iklan Google Ads mempromosikan produk tertentu, tetapi pengunjung tiba di halaman yang tidak berkaitan langsung dengan produk yang diiklankan, mereka akan merasa bingung dan meninggalkan situs.

10. Pengunjung Baru vs Pengunjung Kembali

Pengunjung baru dan pengunjung yang sudah pernah mengunjungi situs Anda mungkin memiliki tingkat bounce rate yang berbeda. Pengunjung baru mungkin lebih cenderung untuk meninggalkan situs setelah melihat satu halaman. Sementara pengunjung yang sudah kembali lebih mungkin untuk menjelajah lebih lanjut, karena mereka sudah mengenal situs Anda.

Contoh: Pengunjung yang pertama kali datang mungkin tidak menemukan apa yang mereka cari dengan cepat dan akan segera meninggalkan situs. Sementara pengunjung kembali, yang sudah mengenal konten atau tujuan situs, lebih cenderung menjelajahi halaman lebih lanjut.

11. Keamanan dan Kepercayaan

Jika situs web Anda tidak memberikan rasa aman atau tidak memiliki elemen yang membangun kepercayaan (misalnya, sertifikat SSL, testimonial pelanggan, atau kebijakan privasi yang jelas), pengunjung mungkin merasa ragu untuk melanjutkan berinteraksi dengan situs Anda.

Contoh: Jika situs tidak memiliki HTTPS, pengunjung mungkin merasa khawatir tentang keamanan data mereka dan memilih untuk meninggalkan situs.

12. SEO On-Page dan Metadata

Jika SEO on-page tidak dioptimalkan dengan baik, pengunjung mungkin tiba di halaman yang tidak relevan dengan pencarian mereka. Penggunaan kata kunci yang tepat, tag judul yang menarik, dan deskripsi meta yang akurat dapat mempengaruhi bounce rate dengan menarik pengunjung yang lebih relevan.

Contoh: Jika halaman Anda menargetkan kata kunci yang salah atau tidak memiliki deskripsi meta yang menarik, pengunjung mungkin segera meninggalkan halaman ketika mereka merasa tidak menemukan apa yang mereka cari.

Mengapa Bounce Rate Penting?

bounce rate
bounce rate

Bounce rate adalah salah satu metrik penting dalam analitik web yang menunjukkan seberapa efektif sebuah situs dalam menarik perhatian pengunjung. Dalam konteks ini, “bounce” merujuk pada pengunjung yang datang ke situs dan meninggalkan halaman tersebut tanpa berinteraksi lebih lanjut. Seperti mengklik halaman lain atau melakukan tindakan lain yang diinginkan. Bounce rate dihitung sebagai persentase pengunjung yang hanya melihat satu halaman sebelum pergi. Metrik ini memberikan wawasan yang sangat berharga bagi pemilik situs web, pemasar digital, dan pengembang, karena dapat mencerminkan seberapa baik situs Anda berfungsi dalam memenuhi kebutuhan dan harapan pengunjung. Berikut adalah alasan mengapa ini sangat penting:

1. Menilai Kualitas Pengalaman Pengguna (UX)

Bounce rate adalah indikator yang jelas mengenai pengalaman pengguna di situs web. Jika pengunjung meninggalkan situs segera setelah mengunjungi halaman pertama, ini mungkin menunjukkan bahwa halaman tersebut tidak menarik atau tidak memenuhi kebutuhan mereka. Faktor-faktor seperti desain situs, navigasi, kecepatan halaman, dan relevansi konten dapat memengaruhi tingkat bounce. Meningkatkan pengalaman pengguna dapat mengurangi rasio pentalan dan meningkatkan keterlibatan pengunjung di situs.

Baca Juga:  7 Strategi Efektif Mendapatkan Backlink Dofollow Berkualitas Tinggi

Contoh: Situs yang memiliki desain yang buruk, waktu pemuatan yang lama, atau tidak responsif di perangkat mobile mungkin akan melihat tingkat rasio pentalan yang lebih tinggi, karena pengunjung tidak nyaman berinteraksi lebih lanjut.

2. Mencerminkan Relevansi Konten

Bounce rate yang tinggi sering kali menunjukkan bahwa konten halaman tidak relevan dengan harapan pengunjung. Jika pengunjung tiba di situs Anda melalui pencarian atau tautan eksternal, dan mereka tidak menemukan apa yang mereka cari, mereka akan segera pergi. Sebaliknya, konten yang menarik, informatif, dan sesuai dengan pencarian pengunjung akan membuat mereka tetap tinggal lebih lama.

Contoh: Jika seseorang mencari informasi spesifik tentang “perawatan mobil“, tetapi halaman yang mereka temui hanya membahas topik umum tentang mobil, mereka kemungkinan besar akan meninggalkan situs.

3. Pengaruh terhadap SEO

Mesin pencari seperti Google memperhatikan tingkat keterlibatan pengunjung dengan situs. Jika sebuah situs memiliki tingkat bounce rate yang tinggi, mesin pencari mungkin menilai situs tersebut kurang relevan atau kurang menarik, yang dapat memengaruhi peringkatnya di hasil pencarian. Sebaliknya, situs dengan tingkat rasio pentalan rendah, yang menunjukkan pengunjung tetap berinteraksi dengan konten lebih lama, mungkin dipandang lebih relevan dan mendapatkan peringkat yang lebih baik.

Contoh: Jika pengunjung terus-menerus mengklik hasil pencarian lain setelah mengunjungi situs Anda, Google mungkin menilai bahwa halaman Anda kurang memberikan informasi yang mereka cari, yang dapat berdampak pada penurunan peringkat.

4. Mengukur Efektivitas Iklan dan Kampanye Pemasaran

Bounce rate juga menjadi indikator efektivitas iklan dan kampanye pemasaran. Jika iklan atau tautan yang mengarahkan pengunjung ke situs Anda tidak relevan atau tidak sesuai dengan ekspektasi mereka, pengunjung akan segera meninggalkan halaman tersebut. Oleh karena itu, memonitor rasio pentalan dapat memberikan wawasan apakah kampanye atau iklan yang Anda jalankan efektif atau tidak.

Contoh: Iklan yang mengarahkan pengunjung ke halaman yang tidak relevan dengan produk atau layanan yang diiklankan dapat menyebabkan pengunjung meninggalkan halaman dan meningkatkan rasio pentalan.

5. Mempengaruhi Konversi

Bounce rate yang tinggi seringkali berhubungan dengan rendahnya tingkat konversi (misalnya, pembelian, pendaftaran, atau permintaan informasi). Pengunjung yang segera meninggalkan situs setelah satu halaman mungkin tidak cukup terlibat untuk melakukan tindakan yang Anda inginkan. Oleh karena itu, menurunkan rasio pentalan dengan meningkatkan kualitas halaman dan konten dapat meningkatkan tingkat konversi dan pada gilirannya memberikan lebih banyak peluang bisnis.

Contoh: Pada situs e-commerce, jika pengunjung yang datang ke halaman produk langsung meninggalkan tanpa melihat lebih banyak produk atau melakukan pembelian. Hal ini akan mempengaruhi tingkat konversi dan penjualan.

6. Identifikasi Halaman yang Bermasalah

Bounce rate yang tinggi dapat membantu mengidentifikasi halaman-halaman yang bermasalah di situs Anda. Halaman-halaman dengan bounce rate tinggi mungkin memiliki masalah yang perlu diperbaiki. Seperti konten yang buruk, desain yang tidak menarik, atau waktu pemuatan yang lambat. Dengan menganalisis bounce rate berdasarkan halaman, Anda dapat fokus pada area yang membutuhkan perbaikan.

Contoh: Jika halaman produk atau halaman arahan (landing page) memiliki bounce rate yang lebih tinggi dibandingkan dengan halaman lainnya, ini mungkin menunjukkan bahwa ada masalah di halaman tersebut yang harus segera diperbaiki.

7. Meningkatkan Retensi Pengunjung

Bounce rate yang rendah dapat menunjukkan bahwa pengunjung tertarik untuk menjelajahi lebih banyak halaman di situs Anda. Retensi pengunjung adalah kunci untuk membangun hubungan jangka panjang dengan audiens Anda. Pengunjung yang kembali lebih cenderung untuk menjadi pelanggan atau pengunjung setia.

Contoh: Situs yang membuat pengunjung merasa nyaman dan tertarik untuk melihat lebih banyak konten akan menghasilkan bounce rate yang lebih rendah dan tingkat retensi pengunjung yang lebih tinggi.

8. Menilai Kinerja Situs Web secara Umum

Bounce rate juga dapat memberikan gambaran umum tentang kinerja situs web Anda secara keseluruhan. Hal ini mencakup faktor-faktor seperti kecepatan pemuatan halaman, struktur situs, dan kemampuan pengguna untuk menemukan informasi yang mereka cari. Jika situs web memiliki banyak pengunjung yang cepat meninggalkan halaman tanpa berinteraksi. Hal ini bisa menjadi tanda bahwa ada masalah teknis atau konten yang harus segera diperbaiki.

Contoh: Jika situs Anda mengalami masalah teknis atau kesalahan, pengunjung yang mengklik halaman tertentu mungkin akan segera meninggalkan situs, meningkatkan bounce rate.

9. Menilai Target Audience

Bounce rate dapat memberikan wawasan mengenai apakah situs Anda menarik bagi audiens yang tepat. Misalnya, jika Anda menargetkan audiens yang mencari informasi yang sangat spesifik, tetapi pengunjung yang datang tidak menemukan apa yang mereka cari, mereka akan meninggalkan situs, meningkatkan bounce rate. Ini menunjukkan bahwa Anda mungkin perlu menyesuaikan konten atau penargetan untuk menarik audiens yang lebih tepat.

Contoh: Situs yang menargetkan profesional di industri teknologi harus memastikan bahwa konten mereka relevan dan bermanfaat bagi audiens ini untuk mengurangi bounce rate.

Kesimpulan

Bounce rate adalah metrik yang sangat berguna untuk menilai efektivitas suatu situs web dalam menarik dan mempertahankan perhatian pengunjung. Tingginya bounce rate bisa menandakan masalah pada konten, navigasi, atau kecepatan situs, yang semuanya mempengaruhi pengalaman pengguna. Menurunkan bounce rate dengan meningkatkan kualitas halaman, memperbaiki waktu muat, dan menyajikan konten yang lebih relevan dapat membantu meningkatkan keterlibatan pengunjung dan mengoptimalkan kinerja situs secara keseluruhan.

Dengan pemahaman yang tepat tentang bounce rate dan langkah-langkah untuk memperbaikinya, Anda dapat menciptakan pengalaman pengguna yang lebih baik, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada tujuan jangka panjang, seperti konversi lebih tinggi dan retensi pengunjung.

TechThink Hub Indonesia, sebagai perusahaan software bengkel mobil terkemuka, juga menyediakan jasa pengembangan website murah dan berkualitas untuk membantu mengoptimalkan bisnis Anda. Hubungi kami di 021 5080 8195 (Head Office) atau 085604902127 WhatsApp. Anda juga dapat mengisi form di bawah ini untuk informasi lebih lanjut.

Form Request Aplikasi

Tinggalkan Balasan